Jakarta, Melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dirasakan oleh banyak pihak, tak terkecuali pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pendapatan alias omzet pengusaha kecil ini bisa anjlok hingga 40%. Sekretaris Menteri Koperasi dan UMKM, Agus Muharam, mengatakan saat ini UMKM jadi fondasi ekonomi nasional. Jika fondasi ini goyah atau sampai roboh, maka ekonomi Indonesia secara keseluruhan bisa ambruk. "Ini lampu kuning. Di Thamrin City, ada keluhan omzet berkurang 30-40%. Biasa dibeli 100 item, sekarang hanya 60 item. Keuntungan memang masih ada," ujarnya dalam diskusi di Jakarta, Minggu (23/8/2015).
"Saya bicara dengan Jamkrindo dan beberapa lembaga penyalur pinjaman bahwa simpanan tetap cenderung naik 20%, pinjaman menurun. Pinjaman itu kan untuk kegiatan produktif maupun konsumsi, saat ini menurun," jelasnya. Menurutnya, ada tiga hal yang akan dilakukan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi. Pertama, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"Kedua, fiskal penyerapan APBN meningkat. Presiden beri trigger untuk terus naikkan serapan APBN. Infrastruktur harus terus ditingkatkan pembangunannya," ujarnya.
Ketiga, kata Agus, tingkat inflasi yang terjaga dengan baik. Menurutnya, saat ini inflasi masih dalam tingkat yang baik meski daya beli masyarakat turun."Serapan anggaran kami optimis akhir tahun bisa besar karena pekerjaan lelang sudah selesai, jadi bisa serap anggarannya. Solusi mikronya seperti itu," imbuhnya.
Pemerintah juga sudah menurunkan bunga KUR dari 22% menjadi 12%, ditambah dengan pembiayaan mikro Rp 25 juta tidak perlu pakai agunan.
"Dana penjaminan KUR Rp 2 triliun ditambah Rp 500 miliar. Jangan takut UMKM nunggak karena sudah kita bayar lewat Jamkrindo dan Askrindo. Dana tetap ada," ucapnya.
"Jangka pendek solusi masalah UMKM adalah ayo bangun koperasi. Kalau belum bisa menembus market dengan cara sendiri-sendiri ayo gabung di koperasi. UMKM jual produk lewat koperasi," tutupnya.