Pada kondisi ekonomi yang sungguh lesu dan lunglai saat ini, kami temukan banyak sekali diantara rekan dan sahabat yang mulai kehilangan orientasi logisnya.

Mereka terlihat kehilangan arah dan cara berpikir yang masuk akal, banyak diantaranya yang kasak kusuk kesana kemari mencari Jalan Pintas untuk bisa segera keluar dari keadaan yang membuat hampir semua kalangan galau.

Adakah hal ini juga mulai menjangkiti Anda?

Berita tentang gelombang PHK yang dilakukan secara berjamaah telah menyedot perhatian banyak masyarakat kecil yang sejatinya tidak tahu apa-apa. Yang mereka rasakan hanyalah mengapa saudara mereka yang sudah bekerja tiba-tiba di PHK?

Di saat yang sama mereka juga bingung, mengapa ada diantara saudara mereka atau bahkan mereka sendiri menjadi sangat susah mencari pekerjaan? Padahal tahun lalu semuanya terasa masih baik-baik saja.

Lalu apakah benar ada Jalan Pintas yang bisa kita ikhtiarkan untuk setidaknya selamat dan bertahan pada kondisi yang mulai meresahkan ini?

Syukurlah! Ternyata benar! Ada Jalan Pintas itu! Dan uniknya ini adalah Jalan Pintas yang pantas alias pas dengan kondisi saat ini, lebih hebat lagi Jalan Pintas ini juga bersifat tuntas.

"Pak, saya beli saham akhir tahun lalu. Saat ini saham saya merugi, padahal salah satu bank besar di Indonesia. Kata orang-orang sudah saatnya jual karena akan terus memburuk. Saya bingung, Pak."

Begitulah kira-kira sebuah pesan di fanpage Facebook saya awal minggu ini.
Memang benar, semenjak awal tahun, saham secara umum mengalami penurunan di Bursa Efek Indonesia, saya kira semua yang telah memiliki saham dari awal tahun 2015 merasakan hal itu.

Apakah saham yang saya miliki tidak turun? Jawabannya, tentu saja turun. Mari kita pahami bersama bahwa tidak ada Superman di pasar saham, yang artinya seseorang yang memiliki 'kekuatan khusus' sehingga sahamnya kebal dari kerugian.

Ketika kita sadari, saham adalah sebuah instrumen investasi yang mungkin mengalami penurunan dan berpotensi mengalami kenaikan.

Dan tentu saja ada keragu-raguan bagi banyak orang yang memiliki saham untuk terus mempertahankan kepemilikan dalam sebuah saham ketika mengalami penurunan.

Page 1 of 4